Dalam buku berjudul “Dracula, Pembantai Umat Islam Dalam Perang Salib”
karya Hyphatia Cneajna ini, sosok Dracula dikupas secara tuntas. Dalam
buku ini dipaparkan bahwa Dracula merupakan pangeran Wallachia,
keturunan Vlad Dracul. Dalam uraian Hyphatia tersebut sosok Dracula
tidak bisa dilepaskan dari menjelang periode akhir Perang Salib. Dracula
dilahirkan ketika peperangan antara Kerajaan Turki Ottoman sebagai
wakil Islam dan Kerajaan Honggaria sebagai wakil Kristen semakin
memanas. Kedua kerajaan tersebut berusaha saling mengalahkan untuk
merebutkan wilayah-wilayah yang bisa dikuasai, baik yang berada di Eropa
maupun Asia . Puncak dari peperangan ini adalah jatuhnya Konstantinopel
benteng Kristen ke dalam penguasaan Kerajaan Turki Ottoman.
Dalam Perang Salib Dracula merupakan salah satu panglima pasukan Salib.
Dalam peran inilah Dracula banyak melakukan pembantaian terhadap umat
Islam. Hyphatia memperkirakan jumlah korban kekejaman Dracula mencapai
300.000 ribu umat Islam. Korban-korban tersebut dibunuh dengan berbagai
cara-cara yang bisa dikatakan sangat biadab yaitu dibakar hidup-hidup,
dipaku kepalanya, dan yang paling kejam adalah disula. Penyulaan
merupakan cara penyiksaan yang amat kejam, yaitu seseorang ditusuk mulai
dari anus dengan kayu sebesar lengan tangan orang dewasa yang ujungnya
dilancipkan. Korban yang telah ditusuk kemudian dipancangkan sehingga
kayu sula menembus hingga perut, kerongkongan, atau kepala. Tidak hanya
orang dewasa saja yang menjadi korban penyulaan, tapi juga bayi.
Kematian Dracula
Sultan
Mahmud II / Sultan Mehmed II (Sultan Muhammad Al-Fatih) merupakan
penakluk Konstantinopel yang sekaligus penakluk Dracula. Ialah yang
telah mengalahkan dan memenggal kepala Dracula di tepi Danua Snagov.
0 komentar: